Muslimin Indonesia menolak keberadaan Syiah di Indonesia

Tabligh Akbar "Ahlussunnah Bersatu Menolak Syiah" di Masjid Al-Furqan,
Jalan Kramat Raya 45 Jakarta Pusat, Jum'at (10/6/2011). Acara diskusi
ini mengupas tentang sesatnya aliran Syi'ah. Banyak kalangan muda yang
hadir pada diskusi ini, sehingga memenuhi ruang masjid Al-Furqon.

Para pembicara dalam acara tersebut adalah KH. A. Cholil Ridwan ( MUI
Pusat ), Habib Ahmad Zain Al Kaff (Yayasan Albayyinat dan PWNU Jatim),
Ustadz Agus Tri Sundawi (Majelis Tabligh PP Muhammadiyuah), Idrus
Ramli (PBNU dan alumni Ponpes Sidogiri Jatim).

"Syi'ah adalah aliran politik dan politik ujung-ujungnya kekuasaan.
Syi'ah menggunakan politik sebagai kendaraan untuk menggapai
kekuasaan," ungkap A. Cholil Ridwan, Ketua MUI Bidang Kebudayaan,
dalam sambutannya membuka acara diskusi tersebut."Di Malaysia Syi'ah
dilarang, 129 aktivisnya dipenjara. Padahal Islam hanya 60 persen di
Malaysia, tetapi Pemerintahnya tegas dalam menangani aliran sesat. Ini
merupakan tanggung jawab pemerintah untuk melindungi aqidah umat
Islam", imbuh Kyai yang kental dengan aksen betawinya ini.

Senada dengan itu Habib Achmad Zein Alkaf, Ketua Bidang Organisasi
Albayyinat menambahkan bahwa pemasalahan aliran sesat syi'ah harus ada
campur tangan pemerintah, karena mereka didukung oleh dana yang kuat
dan mempunyai jaringan internasional yang terorganisir.

Untuk itu Habib Achmad, pengurus NU Jatim, menghimbau kepada
pemerintah agar secepatnya mengambil sikap yang lebih tegas terhadap
syi'ah.

"Kalau orang orang Syiah itu sungguh sungguh ingin Ber-Ukhuwwah
Islamiyah dengan Ahlussunnah, mengapa mereka tidak Ber-ukhuwwah
Islamiyah dengan Ahlussunnah yang ada di Iran ?"."Berapa banyak ulama
Sunni yang sampai sekarang mendekam dipenjara penjara di Iran, dan
berapa banyak yang sudah dibantai oleh Rezim Khumaini"."Mengapa yang
dikirim ke Indonesia kok bukan ulama ulama yang Sunni dari Iran?
Padahal Indonesia adalah Bumi Ahlussunnah, apa takut mereka membuka
keadaan Ahlussunnah di Iran yang sangat tertekan ?".

Begitu juga dengan Agus Tri Sundani dari Muhammadiyah yang
menyampaikan bahwa Muhammadiyah menolak Syi'ah dan akan berjuang
terus untuk membasmi syi'ah

Sedangkan Idrus Ramli, pengurus NU Jatim yang tinggal di Jember, telah
menyiapkan kader-kadernya untuk bisa berdebat dengan syi'ah. Karena
pengalaman ustadz muda ini yang pernah didatangi seorang syi'ah yang
tidak puas dengan ceramah yang disampaikan Idrus Ramli dalam sebuah
acara pernikahan terkait dengan ahlul bait.

Akhirnya, acara ini ditutup dengan pernyataan sikap bersama
ormas-ormas Islam Indonesia yang menyatakan Syi'ah berbahaya bagi
agama, bangsa dan Negara. Juga mendesak pihak-pihak berwenang dengan
tegas menyatakan syi'ah sebagai aliran sesat yang harus dilarang di
Indonesia. (mzs)

بسم الله الرحمن الرحيم

PERNYATAAN SIKAP BERSAMA AHLUSSUNNAH INDONESIA

Kami Ahlussunnah Indonesia menyatakan sikap bersama tentang keberadaan
Syi'ah Imamiyyah Itsna 'Asyariyyah di Indonesia sebagai berikut:

MENIMBANG

1. Ajaran Ahlussunnah adalah Ajaran dan jalan Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam, keluarga dan Sahabatnya hingga hari kiamat. (Qs
An-Nisa' 115 dan Al-Hasyr 7)

2. Siapapun yang tidak sesuai dan bahkan menyelisihi Ahlussunnah wal
Jama'ah, berarti menyelisihi kebenaran, maka dia tersesat. (Qs. Yunus:
32 dan Al-An'am 55)

3. Ahlussunnah meyakini bahwa Al-Qur'anul Karim adalah Kitab yang
diturunkan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, tetap
terjaga dari penambahan dan pengurangan hingga hari kiamat (Qs Al-Hijr
9). Sedangkan Syi'ah meyakini bahwa Al- Qur'an yang ada terdapat
pengurangan dan tidak otentik.

Ulama besar Syi'ah Husein bin Muhammad Taqi An Nuri At Tabarsi dalam
kitabnya "Fashlul Khithob fi Itsbat Tahrif Kitab Rabbil arbab"
berkata: "Ahlun Naqli Wal Atsar dari kalangan khusus (Syi'ah) dan umum
(Ahlussunnah) sepakat bahwa Al-Qur'an yang di tangan umat Islam saat
ini bukanlah Al-Qur'an seutuhnya".

Dan Al-Qur'an versi Syi'ah disebut dengan mushhaf Fathimah berjumlah
17.000 ayat dan akan dibawa oleh Imam Mahdi (Al-Kafi juz, 2 hal. 597,
cet Beirut dan Faslul Khithab hal 235).

4. Syi'ah menyelisihi Ahlussunnah dalam rukun iman. Ahlussunnah
meyakini Rukun Iman ada Enam yaitu Iman kepada Allah, Iman kepada
Malaikat, Iman Kitabkitab Allah, Iman kepada para Rasul Allah, Iman
kepada Hari Kebangkitan, dan Iman kepada Qadar-Nya, baik ataupun
buruk. Sedangkan Syi'ah meyakini bawa Rukun Iman ada 5 yaitu At
Tauhid, An-Nubuwwah, Al-Imamah, Al-Adl, Al-Ma'ad.

5. Syi'ah menyelisihi Ahlussunnah dalam rukun Islam. Ahlussunnah
meyakini Rukun Islam ada 5 yaitu dua kalimat Syahadat, Shalat, Zakat,
Puasa, dan Haji. Sedangkan Syi'ah meyakini bawa Rukun Islam ada 5
yaitu Shalat, Puasa, Zakat, Haji, dan wilayah, bahkan Al-wilayah lebih
utama di banding rukun Islam lainnya dalam kitab Ushul Kafi.

6. Ahlussunnah telah sepakat bahwa Manusia yang terbaik dari umat ini
setelah Rasulullah adalah Sayyidina Abu Bakar Ash Shiddiq dan
Sayyidina Umar radhiyallahu 'anhuma. Sedangkan menurut Syi'ah mereka
berdua adalah kafir dan dilaknat oleh Allah, para malaikat dan
manusia. (Al-Kafi juz 8 hal. 246, Haqqul Yaqin hal. 367 dan 519)

7. Ahlussunnah sepakat bahwa Mut'ah hukumnya Haram. Sedang Syi'ah
menghalalkan Mut'ah.

8. Ahlussunnah meyakini bahwa 'Ishmah (kema'shuman) hanya dimiliki
oleh para Nabi dan Rasul. Sedangkan Syi'ah meyakini bahwa 'Ishmah juga
dimiliki oleh para Imam mereka yang dua belas.

9. Syi'ah Imamiyyah Itsna 'Asyariyah telah berdusta atas nama ahlul
bait dalam hal menetapkan pokok-pokok ajaran.

10. Ahlussunnah (Umat Islam Indonesia) di mata orang Syi'ah adalah
kafir (Murtad), anak zina, halal darah dan hartanya.

11. Majelis Ulama Indonesia dalam Rapat Kerja Nasional bulan Jumadil
Akhir 1404 H./Maret 1984 M merekomendasikan tentang faham Syi'ah
sebagai berikut: Faham Syi'ah sebagai salah satu faham yang terdapat
dalam dunia Islam mempunyai perbedaan-perbedaan pokok dengan mazhab
Sunni (Ahlus Sunnah Wal Jama'ah) yang dianut oleh Umat Islam
Indonesia. Mengingat perbedaan-perbedaan pokok antara Syi'ah dan Ahlus
Sunnah wal Jama'ah seperti tersebut di atas, terutama mengenai
perbedaan tentang "Imamah" (pemerintahan)", Majelis Ulama Indonesia
mengimbau kepada umat Islam Indonesia yang berfaham Ahlus Sunnah wal
Jama'ah agar meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan masuknya
faham yang didasarkan atas ajaran Syi'ah.

12. Surat Edaran Departemen Agama Nomor D/BA.01/4865/1983, tanggal 5
Desember 1983 perihal "Hal Ikhwal Mengenai Golongan Syi'ah."

13. Pada poin ke-5 tentang Syi'ah Imamiyah (yang di Iran dan juga
merembes ke Indonesia, red) disebutkan sejumlah perbedaannya dengan
Islam. Lalu dalam Surat Edaran Departemen Agama itu dinyatakan sbb:
"Semua itu tidak sesuai dan bahkan bertentangan dengan ajaran Islam
yang sesungguhnya. Dalam ajaran Syi'ah Imamiyah pikiran tak dapat
berkembang, ijtihad tidak boleh. Semuanya harus menunggu dan
tergantung pada imam. Antara manusia biasa dan Imam ada gap atau jarak
yang menganga lebar, yang merupakan tempat subur untuk segala macam
khurafat dan takhayul yang menyimpang dari ajaran Islam." (Surat
Edaran Departemen Agama No: D/BA.01/4865/1983, Tanggal: 5 Desember
1983, Tentang: Hal Ikhwal Mengenai Golongan Syi'ah, butir ke 5).

MENYATAKAN

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas dan pandangan dari para
narasumber, yang mewakili ormas-ormas Islam, mengambil kesimpulan dan
menyatakan bahwa:

1. Ahlussunnah tidak dapat dipersatukan dengan Syi'ah, karena berbeda
dalam Ushuluddin (Aqidah/Tauhid).

2. Syi'ah berbahaya bagi agama, bangsa dan negara.

3. Mendesak MUI untuk mengeluarkan fatwa lagi tentang sesatnya Syi'ah
secara tegas.

4. Mendesak Pemerintah agar melarang Syi'ah dan aktivitasnya di
seluruh wilayah Indonesia, agar tidak timbul konflik seperti di Irak,
Yaman, Pakistan dan Negara lain.

5. Kami Ahlussunnah (Muslimin Indonesia) sangat menolak keras MUHSIN
(Forum Ukhuwah Sunni-Syi'ah Indonesia) yang digagas beberapa waktu
yang lalu oleh aktivis-aktivis Syi'ah dan oknum yang mengatasnamakan
Muslimin Indonesia di Jakarta.


Jakarta, Jum'at 8 Rajab 1432 H / 10 Juni 2011


AHLUSSUNNAH INDONESI

Yang Membuat Pernyataan,

PP Muhammadiyah (Agus Tri Sundani)

Nahdlatul 'Ulama (M. Idrus Ramli)

Al-Bayyinat (Achmad Zein Alkaf)

Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) (Amlir Syaifa Yasin)

Badan Kerjasama Pondok Pesantren se-Indonesia (BKSPPI)(KH.Cholil Ridwan,Lc)

Persis (Persatuan Islam) (Tiar Anwar Bakhtiar)

Perhimpunan Al-Irsyad (Aminullah)

Lembaga Tarbiyah Islamiyyah (Arif Munandar R.)

Gema Salam (Abdurrahman Humaidan)

Pemuda Al-Irsyad Al-Islamiyah (Fahmi.B.)

Hidayatullah (P Gadiman Djojonegoro)

Harakah Sunniyyah untuk Masyarakat Islami (HASMI) (Aby Fadel)

KOEPAS (M Rizal.S)

PP. Jum'iyyah An-Najat (Muhammad Faisal, S Pd. M.MPd)

PP. Jam'iyah Ukhuwah Islamiyah (Abdul Malik Akbar)

1 komentar:

  1. Orang-orang yang membuat pernyataan di atas saya tantang untuk bermubahalah!

    BalasHapus